Skip to main content

Posts

.

Sejak dulu Timbuktu adalah tempat pelarian yang sempurna. Belakangan ini ada alternatif lain yang bisa dilirik. Ga perlu jauh-jauh sampai menyeberang lautan. Kemarin ada pamerannya.  Mustinya aku mengambil brosurnya. Siapa tau suatu hari nanti aku membutuhkannya.  Namanya Julikarta.
Recent posts

Babak baru (lagi)

Males ah nulis yang serius-serius. Nulis yang lucu-lucu aja. 

Latihan Mindfulness

"Hidup itu perlu merayakan saat ini, disini-kini. Tidak terikat masa lalu dan tidak berkhayal masa depan." Aduh, aku mendadak bete, tadi aku udah nulis panjang lebar ternyata nggak kusave, jadinya hilang. Jadi musti ngulang dari awal. *garuk-garuk aspal*. Balik ke topik awal.  Sejujurnya pikiranku sangat liar dan sering loncat-loncat ke masa lalu & masa depan. Sangat sulit untuk di kontrol, sehingga aku nggak pernah bisa fokus untuk hadir saat ini.  Nah kalau sulit untuk fokus hadir saat ini, gimana bisa menikmati hidup? Aku masih sering berlatih, tapi hasilnya nggak bisa maksimal. Yaiyalah nin, semua butuh proses kelesss.. Jadi sejak kemarin kuputuskan untuk mencatat pengalaman hadir saat ini di notes mungil.  Di bawah ini, salah satu contoh kecil dari yang kutuliskan kemarin. Senin, 10 Juli 2017 06:14 kaki kananku kesemutan, kudengar jam di ruang ini berdetak tick-tock-tick-tock, kudengar mobil tetangga sebelah kanan dikeluarkan, burung di depan rumah berkicau sahut-sah

Topik Basi

Dalam suasana lebaran, seorang teman mengeluh karena bosan ditanya 'kapan nikah?', lalu dia bertanya apa yang harus dia lakukan. Lha? Mana kutahu.. wkwk.. Rentetan pertanyaan Kapan nikah? Kapan punya anak? Kapan nambah anak? Dan seterusnya adalah pertanyaan klasik di Indonesia saat acara keluarga. Dan memang menyebalkan kalau ditanya begitu. Tapi belakangan ini aku tahu kenapa mereka hobi menanyakan hal tersebut. Itu karena mereka nggak tau topik apa lagi yang bisa digunakan untuk bahan pembicaraan. Mereka nggak tahu mau ngomong dan nanya apa lagi selain itu. Itulah yang terjadi kalau orang nggak tahu bagaimana caranya membangun pembicaraan. Mereka mengira dirinya asik karena pertanyaannya diladeni, padahal semakin panjang obrolannya, makin banyak nasehat-nasehat sok tahu, lawan bicaranya makin terganggu. Bukannya membuat suasana berkumpul menjadi menyenangkan tapi malah membuat lawan bicara jadi tersiksa dan pengen kabur.  Apakah diantara kamu ada yang suka bertanya dengan top

Quote Penting

Quote dari forum jadul yang sudah lama buyar.  "Awalnya kamu melihat gunung adalah gunung dan sungai adalah sungai. Setelah itu kamu menyadari bahwa gunung bukanlah sekedar gunung dan sungai bukanlah sekedar sungai. Lalu puncak pencerahan adalah ketika kamu menyadari bahwa gunung adalah gunung dan sungai adalah sungai."

Menciptakan Ritme Hidup Seimbang

Sejak ada internet, aku merasa ritme hidupku makin nggak santai, semuanya cepat, seperti lari terbirit-birit di uber-uber waktu. Dulu aku sabar menunggu balasan surat berminggu-minggu. Sekarang email nggak dibales, jadi gemes, bikin senewen, lalu buru-buru telepon minta email yang kukirim untuk di cek segera. Dulu aku sabar menanti datangnya paket seminggu lamanya, sekarang kalau belanja online pengennya hari ini juga barangnya dateng.  Dulu aku sabar nunggu orang se-jam kalau janjian, sekarang baru tiba di tempat, nggak sabar nunggu & langsung WA, "udah disini nih, kamu nyampe mana?" Dan masih banyak lagi.. Ritme sekarang kadang  melelahkan dan membuatku makin nggak sabaran. Sehingga untuk menyeimbangkan hidup, aku merasa perlu slow  motion.. Saat aku pulang kerumah, lalu membuka pintu pagar dan masuk rumah, aku ingin suasananya berubah menjadi slow motion. Semua yang serba cepat di luar sana, seketika melambat.. Emang bisa? Caranya?  Ya ciptakan aja sendiri suasana slow

Mensyukuri Hidup

Aku masih ingat saat pertama kali masuk kuliah, semua mahasiswa diberikan kertas yang harus dijawab, pertanyaannya adalah "Apa tujuan hidup anda?".  Pertanyaan singkat, tapi kepalaku langsung mumet.  Saat itu aku ngawur, ngarang bebas. Aku menulis bahwa sebagai manusia, aku hidup untuk menjaga & merawat bumi. Maka dari itulah, aku memilih jurusan arsitektur supaya bisa membuat dunia menjadi lebih indah. Nggedabrus pol. Padahal sampai detik ini, dalam menempuh perjalanan hidup ke depan, semuanya masih misteri yang belum bisa kupecahkan. Tujuan hidupku masih samar-samar.  Dalam sebuah acara, Cak Nun pernah bilang begini, " Nyari  tujuan hidup nggak akan selesai, mending nemu  hikmahnya aja." Setuju Cak ! Ibaratnya saat perjalanan keluar kota, lebih asik menikmati pemandangan saat perjalanan daripada mikir tujuan harus ini itu dan sebagainya.  Jadi daripada mikir ruwet tujuan hidup, mendingan aku santai menikmati perjalanan hidupku ajalah. Menurutku itulah cara ter